Selasa, 13 Maret 2012

Untukmu Wahai Calon Imamku


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Apa kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur? karena dapat kembali menatap fananya hidup ini
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu? atas amanah yang saat ini tengah kau genggam 
Wahai calon suamiku, tahukah engkau Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? 
Di sini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi namun kini kurasakan diri ini lebih baik 
Kadang aku bertanya-tanya kenapa Allah selalu mengujiku tepat di hatiku, bagian terapuh dari diriku. Namun kini kutahu jawabnya….

Allah tau dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingatNya, kembali mencintaiNya 
Ujian demi ujian insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga memiliki aku di hatimu 

Calon suamiku…. 
Entah dimana dirimu sekarang, tapi aku yakin Allahpun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak 
Apa yang kuharapkan darimu adalah keshalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. 
Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, maka hanya kesia-siaan dan kekecewaan yang akan kau dapati 
Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang ada saat ini aku berharap dapat menjadi istri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku… 

Wahai calon suamiku… 
Saat aku mash menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang sholeha agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat kelak 
Namun nanti setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang sholeha agar kelak di syurga cukup aku yang menjadi bidadarimu dan mendampingimu yang shaleh 
Aku ini pencemburu berat, tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu 
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan meski mungkin bukan yang kuharapkan 

Calon suamiku yang dirahmati Allah… 
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas da’wah kita dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta kasih 
Ketika kelak telah lahir generasi penerus da’wah islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah ta’ala… 
Bunga akan indah pada waktunya, yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya. bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku… 
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik tapi setidaknya bisa menjadi yang terbaik di sisimu kelak…

Calon suamiku…. 
Inilah sekilas harapan, yang kuukirkan dalam rangkaian kata. seperti kata orang “tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata”. iitulah yang kini kuhadapi… 
Kelak saat kita tengah bersama maka di situlah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu 
Bersabarlah calon suamiku doaku selalu agar Allah memudahkan jalanmu untuk menjemputku sebagai bidadarimu…

Aku Mencintai Mu Suamiku


Cerita ini adalah kisah nyata dimana perjalanan hidup ini ditulis oleh seorang istri dalam sebuah laptopnya. Slamat membaca
***
Cinta itu butuh kesabaran, sampai kapankah kita harus bersabar menanti cinta kita??
Hari itu aku dengannya berkomitmen  untuk menjaga cinta kita. Aku menjadi perempuan yang paling bahagia. Pernikahan kami sederhana namun meriah . Ia menjadi pria yang sangat romantis pada saat itu. Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan dan mapan pula. Ketika kami pacaran dia sudah sukses dalam karirnya, kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami pacaran dulu. Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci. Aku sangat bahagia dengannya dan dianya juga sangat memanjakan aku, sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku. Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali suamiku memanjakanku. Dan aku bahagia menikah dengannya.
Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) ditengah keharmonisan rumah tangga kam. Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya. Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku. Ia menganggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-Nya. Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu dan adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapatkan perlakuaan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku slalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku. Didepan suamiku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suamiku, aku dihina-hina oleh mereka.
Pernah suatu ketika satu tahun pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulilliah suamiku selamat dari maut yang hampir membuatku menjadi seorang janda itu. Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku slalu menemaninya siang dan malam sampai kubacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku beraktivitas sosialku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan. Namun saat ketika aku kembali kerumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat didalam kamarnya ada ibu, adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku. Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suamiku sudah sadar, tapi aku tidak boleh sedih dihadapannya.
Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salamku. Aku berdiam sejenak didepan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari matanya tertutup. Tangannya melambai, mengisyaratkanku agar memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum” iapun menjawab salamku dengan suara yang lirih namun penuh dengan cinta . Akupun senyum melihat wajahnya. Lalu ibunya berbicara padaku, “Fis, kenalin ini Desi teman Fikri”. Aku teringat cerita suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan ia sangat akrab denga keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Akupun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara didalam ruangan itu, aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Aku sibuk membersihkan dan mengobati luka-luka dikepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik iparku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani kekantin. Dan suamiku mengijinkannya, kemudian aku menemaninya.
Tapi ketika diluar, adik iparku berkata “lebih baik kau pulang saja, ada kami yang menjaga abang disini, kau istirahat saja”. Anehnya aku tidak diperbolehkan berpamitan denga suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahatdan karna psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan member alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku slalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya salah atau tidak, suamiku tetap saja membenarkannya, Akhirnya aku pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata. Sejak saat itu aku tidak diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku. Hari itu aku menangis tanpa sebab, yang ada dibenakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.
Pagi itu pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggilku ke taman belakang , ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan dikolam air mancur itu. Aku bertanya “Ada apa kamu memanggilku?”. Ia berkata “Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”. Aku menjawab “Ia saiang aku tau, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di trevel bag dan kamu sudah memegang tiket bukan?”. “Ya tapi aku tak kan lama disana, cumin 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mamaku” jawabnya tegas. “Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja disana?” Tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karna ia baru memberitahukan rencana kepulangannya itu, padahal aku telh bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya. “mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas “sekarang aku ingin seharian dengan kamu karna nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjutnya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukan padanya.
Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang dan cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku. Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karna mereka cemburu padaku karna suamiku saiang padaku. Kemudian aku putuskan agar ia saja yang pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. Karna ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, akupun tetap tidak akan dipedulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sengang dan akupun tak mau membuat riuh keluarga ini.
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluannya, ia menatapku dan menghapus air mata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumau tak relakan ia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tau apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karna akan ditinggal pergi olehnya. Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karna kami selalu bersama-sama kemanapun ia pergi. Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karenabiasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku. Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya. Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku taktahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuksangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku. Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri.Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku takterlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.
Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuhsakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan akumenahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Akudilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemanikudisana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3. Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi. Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akanpunya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudianaku hanya bisa memeluk adikku. Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya,”kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu. Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jikamenelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku. Lebih baik aku tutupi dulu tetang hal ini dan aku juga tak mau membuatnyakhawatir selama ia berada di Sabang. Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan ceritapadanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung.
Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-fotokami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk. Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms. Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi,aku akan kabarin lagi”.
Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja egoyang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah. Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfumkesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akanmenyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini. Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelummasuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, akumembungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku takmau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami. Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya. Masya Allah, ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naikkeruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku. Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nyasampai aku pun tertidur. Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku padatempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta. Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas,aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengeelus wajahnya dan aku ciumkeningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.
Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya daribalkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi iatak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawahtanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi iabegitu cepat pergi. Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa iabersikap tidak biasa terhadapku? Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itujuga aku langsung menelpon kerumah mertuakudan kebetulan Dian yang mengangkattelponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengansuamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon punlangsung terputus. Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubahsetelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku,apalagi memanjakan aku. Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggungjawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, akuselalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulangterlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah.
Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantanpacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu,tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suamitetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang. Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.
Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam,lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan. Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetapseperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan.Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanyaperihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadiibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir. Bersyukurlah aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorangguru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatankankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. Sungguh suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadiorang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikirsendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamikumemanggilku. “Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”. “Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.
“Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan. Astaghfirullah, suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, diamembentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami. Dia mengatakan “Kau ikut saja jangan banyak tanya!!” Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabangsambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.
Dua tahun pacaran, lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadiorang asing buatku. Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasifoto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Akumenangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi akutak bisa. Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, sukamembanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikapketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabarmengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku.
Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidaktidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana,termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini. Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tuaitu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya. Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tuayg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahirtiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegeraberkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengahrumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda. Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengankebisuan, aku tak berani bertanya padanya. Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atassemuanya, membuka pembicaraan. “Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”.Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam. “Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya. Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun,sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebabselama ini kau selalu keguguran!!”. Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukahdipisahkan dengan suamiku?
“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikahdengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnyamenikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logatorang Sabang seperti itu semua. Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya. “Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknyamasih melanjutkan pembicaraan itu. Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin akupeluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu. Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannyadengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana?kau dimadu atau diceraikan?” MasyaAllah, kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remukmendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti initerhadapku. Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulaukayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini. “Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab. Aku langsung memegang tangan suamiku. Dengan tangan yang dingin dan gemetar akumenjawab dengan tegas. “Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapatberdiskusi dengannya melalui bathiniah, untuk kebaikan dan masa depan keluargaini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami.” Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. Dan pada saat itujuga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikitpun menetes di hadapan mereka.
Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatkudirumah kita nanti, yah?” Suamiku menjawab, “Dia Desi!” Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, “Kapan pernikahannyaberlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.” Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.” “Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnyamengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisiuntuk pamit ke kamar. Tak tahan lagi air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku bukapintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi akusendiri disini. Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit.Diiringi akutnya penyakitku.. Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakanganini? Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambilbertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?” Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihatwajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampirhabis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.
Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiridibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cerminmeja rias itu. Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberisahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti!Iya kan?.” Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum danbertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakaishampo. Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakankulagi. Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!”, “Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang. Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan akuakan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku. Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Akuingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayangdan cintanya itu.
Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.
Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah padasuamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedangtidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Akusave di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.” Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar.Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja akutakkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yangtelah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.
“Apakah kamu sudah siap?” Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :
“Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalamrumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketikakalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimanayang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karenatak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak. Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?” Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsungmenatapnya dengan mata yang berbinar-binar… “Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwakuping ini tidak salah mendengar. Dia mengangguk dan berkata, “Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”,sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkukkarena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.
Dia tersenyum sambil berkata, “Kita liat saja nanti ya!”. Dia memelukku danberkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”. Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah,apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Akukangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen denganmanjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwaaku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belumbisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yangdihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzinaAyah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata,”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”. Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis. Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tibaperutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan iabertanya, “bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir. Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudahmebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang”. Karena dia akanmenikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acaraprosesi akad nikah tersebut.
Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.
Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati inicemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku. Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begituijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu,memelukku. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya aku kuat. Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yanghadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapansangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu..hatiku menangis. Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencucikakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka denganpernikahan ini?
Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti akudahulu, yang di musuhi. Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur denganperempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukandidalam sana.
Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, laluaku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekatilalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyatatidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah,tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget. “Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum danmegajaknya sholat lail. Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku takboleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang keJakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku” Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untukistirahat. Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lamaini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untukmengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saatini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan darisuamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.
Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?” Aku menangis dalam kebisuan. Pelukannya masih bisa aku rasakan. Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?” “Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah seringterluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu. Lalu suamiku berkata, “Bun, ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selamaayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bundaseperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayahpernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bundagak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“sepertiitu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalaubunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahioleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda” Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan didirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapatulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini. Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah. Aku tidak pernah berzinahdan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapaaku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karenamenderita mencintaimu.” Entah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamarpengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku danberusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga. Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.
Keesokan harinya
Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimkusakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ialangsung menggendongku.
Aku pun dilarikan ke rumah sakit. Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..
Aku merasakan tanganku basah. Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran. Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, “Bunda, Ayah minta maaf…” Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadipadaku? Aku berkata dengan suara yang lirih, “Yah, bunda ingin pulang.. bunda inginbertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah” “Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget samaAyah.” Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudahtak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. Kulihatwajahnya yang tampan, berlinang air mata. Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengankalimat tahlil. Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku. Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka. Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kamimenikah. Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku. Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampaiaku hidup didalam hati anakmu, ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’aagar Mama merestui hubungan kami. Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku,apa engkau punya buktinya Ma? Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma? Fikritetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari duluaku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau bencidiriku. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikapsebaliknya.”
Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.
========================

Ayah,mengapa keluargamu sangat membenciku?
Aku dihina oleh mereka ayah.
Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu?
Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adikiparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah. Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilkudengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah?
Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membelaadikmu, tak ada gunanya Yah.. Aku diusir dari rumah sakit. Aku tak boleh merawat suamiku. Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku. Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku. Aku sangat marah. Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi danibunya..
Aku tak mau sakit hati lagi.
Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku. Engkau Maha Adil.
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah.
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu.
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini.
Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku.
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah.
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu.
Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui.
Tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku.
Aku harus sadar diri.
Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.
Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku?
Ayah.. aku masih tak rela.
Tapi aku harus ikhlas menerimanya.
Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya.
Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku.
Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir.
Sebelum ajal ini menjemputku.
Ayah.. aku kangen ayah..
===========

Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..
Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.
Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkankeceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.
Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur.
Bunda akan selalu hidup dihati ayah.
Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..
Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutkutak pernah di
creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya.
Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku takperduli, hidup dalam kesendirianmu.
Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin ayah masih bisa tidur denganbelaian tangan Bunda yang halus.
Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..
Bunda, kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.
Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..
Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat ditidurmu yang panjang. Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakanapa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka. Maafkan aku ketika kaudi fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.
Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana?
Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? Tetap setia dialam sana?
Tunggulah Ayah disana Bunda..
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..
Ayah Sayang Bunda..

Rabu, 09 November 2011

mengapa.mengapa.mengapa

mengapa dia begitu tidak peduli?aku saja yang melihatnya begitu sakit apa lagi orang itu. Padahal ketika dia mengalami hal seperti ini juga orang itu membantunya meski dengan omelan-omelannya, tapi orang itu tetap membantunya. Sedangkan sekarang?ketika orang itu mengalami ini dia hanya terdiam. Apa yang sebenernya dia pikirkan?apa dia emang dendam kepada orang itu atau kenapa?kenapa begitu teganya membiarkan orang itu kesulitan sendiri tanpa ada yang membantunya. Salahkah pandangan ku dalam hal ini?seakan-akan aku memandang dalam sebelah mata. Tapi itu yang aku rasa dan aku lihat.

asuhan keperawatan pada tn.t dengan diagnosa dhf

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Penyakit
Dengue haemorhagic fever adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang dirasakan ruam atau tampa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypthy betina. (Seoparman, 2000).
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Sejenis virus yang tergolong arbovirus dan mauk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypthy (Christantie Efendy, 2000).
Dengue adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypthy dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik (Sir, Patrick manon, 2001).
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypthy (Seoparman, 2001).
Menurut WHO, penyakit DHF dibagi atau diklasifikasikan menurut berat ringannya penyakit. Uraian secara singkat, adalah sebagai berikut :
1.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat I
Memiliki tanda-tanda demam disertai gejala-gejala yang lain, serta mual, muntah, sakit pada ulu hati, pusing nyeri otot, dan lain-lain. Tanpa adanya pendarahan spontan dan bila dilakukan uji torniquet menunjukan hasil positif, terdapat bintik-bintik meerah. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium menunjukan tanda-tanda tombrositopenia.



2.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat II
Memiliki tanda-tanda dan gejala seperti yang terdapat pada DHF derajat I yang disertai dengan adanya pendarahan spontan pada kulit ataupun tempat lain (gusi, mimisan, dan lain sebagainya).
3.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat III
Memiliki tanda-tandayang lebih parah dibandingkan dengan DHF derajat I dan DHF derajat II. Pada DHF derajat III telah terdapat tanda-tanda terjadinya shock yang disebut dengan Dengue Shock Syndrome. Penderita mengalami gejala shock, yaitu denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, penderita mengalami kegelisahan, dan pada tubuh penderita mulai tampak kebiru-biruan, terutama disekitar mulut, hidung, dan ujung-ujung jari.
4.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat IV
Memiliki tanda-tanda yang lebih parah dibandingkan dengan DHF derajat I, DHF derajat II, dan DHF derajat III. Pada DHF derajat IV, penderita telah mengalami shock yang disebut dengan Dengue Shock Syndrome. Pada tahap ini penderita kehilangan kesadaran dengan denyut nadi yang tidak dapat teraba dan tekanan darah yang tidak terukur. Pada tahap ini, penderita dalam keadaan kritis dan memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit.
Setiap siswa dituntut untuk mengambil salah satu kasus penyakit di rumah sakit. Maka dari itu saya mengambil kasus pada Dengue haemorhagic fever (DHF), karena saya tertarik untuk mengkaji mengenai penyakit Dengue haemorhagic fever (DHF). Selain itu rasa keingin tahuan tentang penyakit Dengue haemorhagic fever (DHF) mendorong saya untuk mengambil kasus ini, dilain hal untuk menambahkan pengetahuan serta wawasan tentang penyakit Dengue haemorhagic fever (DHF).

1.2 Tujuan Penulisan
      1. Tujuan Umum
Menurut asuhan keperawatan penulis dapat menentukan pemberian asuhan keperawatan kepada Tn. T (31th) secara komprehensif meliputi askep Bio, Psiko, Sosial dan Spiritual pada klien dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruangan Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pindad Bandung dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
      2. Tujuan Khusus
Penulis dapat :
a.       Menentukan pengkajian pada klien Tn. T (31th) dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pindad Bandung secara sistematis.
b.      Menentukan diagnosa perawatan pada klien Tn. T (31th) dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruang Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung.
c.       Menentukan perencanaan tindakan keperawatan klien Tn. T (31th) dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruang Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung.
d.      Menentukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan pada klien Tn. T (31th) dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruang Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung.
e.       Menentukan evaluasi hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan pada klien Tn. T (31th) dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruang Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung.
f.       Menentukan laporan hasil asuhan keperawatan pada klien Tn. T (31th) dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruang Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung.





1.3 Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan data
a.          Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menggunakan metode Deskriptif dengan bentuk study kasus, dimana disusun berupa laporan penerapan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan.
b.          Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam menyusun laporan ini adalah sebagai berikut :
1.    Study Keputakaan
Dalam study kepustakaan ini penulis membaca sumber dari  buku-buku, dari sumber warnet dan karya tulis yang berhubungan dengan kasus, hal ini merupakan dasar-dasar teoritis yang dapat membantu penulis dalam penyusunan laporan.
2.    Wawancara
Penulis mengumpulkan data melalui tanya jawab langsung pada klien dan keluarganya serta tim kesehatan lainnya. Hal ini terutama untuk mengenali permasalahan yang berkaitan langsung dengan masalah keperawatan.
3.    Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh gambaran yang berhubungan dengan perkembangan klien dan perilaku keluarga.
4.    Study Dokumentasi
Dalam study dokumentasi pengumpulan data yang didapat dari status klien, meliputi catatan dari sumber lain yang berhubungan dengan klien pada saat itu untuk dijadikan salah satu dasar dalam melakukan asuhan keperawatan.


5.    Partisipasi aktif dan Pemeriksaan Fisik
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan penulis terjun langsung kepada klien dan keluarga sehingga ada hubungan interaksi antara penulis dengan klien dan keluarga serta penulis melakukan pemeriksaan fisik.

1.4  Sistematika Penulisan
BAB I       PENDAHULUAN :
Berisi tentang latar belakang pengambilan kasus, tujuan penulisan, metode penulisan dan teknik pengumpulan data serta sistematika penulisan.
BAB II                  TINJAUAN TEORITIS
Berisi tentang konsep dasar penyakit yang terdiri dari pengertian atau definisi dari Dengue haemorhagic fever (DHF), tanda dan gejala, sejarah, uji torniquet, fase perjalanan penyakit, penyebab, penyebaran kuman, pengobatan, komplikasi, pencegahan, dan kebijakan pemerintah. Kemudian dibahas juga tentang konsep asuhan keperawatan pada klien dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) secara teoritis meliputi pengkajian, diagnose keperawatan berdasarka prioritas masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BAB III    TINJAUAN KASUS
Berisi tentang asuhan keperawatan pada klien Tn. T (31th) dengan Dengue haemorhagic fever (DHF) di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pindad Bandung yang meliputi : Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
BAB IV    KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang rangkuman data yang telah didapat dari pengkajian dan pemecahan masalah, ditambah dengan saran-saran agar tidak terkena penyakit Dengue haemorhagic fever (DHF).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Dengue haemorhagic fever (DHF)

2.1    Definisi
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang dirasakan ruam atau tampa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypthy betina. (Seoparman, 2000).

2.2         Tanda dan Gejala
Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak, dapat timbul beberapa kondisi sebagai berikut:
1.                  Demam tinggi mendadak, >38° C, 2-7 hari,
2.                  Demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penurun panas biasa,
3.                  Mual, muntah, nafsu makan minum berkurang,
4.                  Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal),
5.                  Nyeri kepala, pusing,
6.                  Nyeri atau rasa panas di belakang bola mata,
7.                  Wajah kemerahan,
8.                  Nyeri perut, dan
9.                  Konstipasi (sulit buang air besar) atau diare.
Jika seluruh atau beberapa gejala diatas ditemukan pada seseorang, maka secara medis orang itu didiagnosis menderita Dengue Haemoragic Fever (DHF).
Adapun tanda-tanda seseorang menderita Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah jika didapatkan:
1.                  Demam tinggi mendadak >38°C selama 2-7 hari,
2.                  Adanya manifestasi perdarahan spontan, seperti bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang jika ditekan (utamanya di daerah siku, pergelangan tangan dan kaki), mimisan, perdarahan gusi, perdarahan yang sulit dihentikan jika disuntik atau terluka,
3.                  Pembesaran organ hepar (hati) dan limpa, dan
4.                  Syok.
Kriteria berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium darah:
1.                  Adanya trombositopenia, yaitu jumlah trombosit < 150.000/mm³ (normalnya 150.000 – 450.000 /mm³), dan
2.                  Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
Jika terdapat minimal 2 tanda klinis dan 2 laboratoris, maka orang yang mengalaminya didiagnosis menderita Dengue Haemoragic Fever (DHF). (Redaksi Muslimah, 2001)
Penyebab perdarahan pada DBD ialah  trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit, serta koagulasi intravakular yang menyeluruh. Jenis perdarahan yang terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji Rumple leede (+), petekie, purpura, ekimosis, dan perdarahan konjungtiva. Petekie merupakan tanda perdarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam tetapi dapat pula dijumpai pada hari ke-3, 4, 5 demam. Perdarahan lain yaitu epitaksis, perdarahan gusi, melena, dan hematemesis. Pada anak yang belum pernah mengalami mimisan , maka mimisan adalah tanda penting.
Menurut WHO, penyakit DHF dibagi atau diklasifikasikan menurut berat ringannya penyakit. Uraian secara singkat, adalah sebagai berikut :

1.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat I
Memiliki tanda-tanda demam disertai gejala-gejala yang lain, serta mual, muntah, sakit pada ulu hati, pusing nyeri otot, dan lain-lain. Tanpa adanya pendarahan spontan dan bila dilakukan uji torniquet menunjukan hasil positif, terdapat bintik-bintik meerah. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium menunjukan tanda-tanda tombrositopenia.
2.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat II
Memiliki tanda-tanda dan gejala seperti yang terdapat pada DHF derajat I yang disertai dengan adanya pendarahan spontan pada kulit ataupun tempat lain (gusi, mimisan, dan lain sebagainya).
3.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat III
Memiliki tanda-tandayang lebih parah dibandingkan dengan DHF derajat I dan DHF derajat II. Pada DHF derajat III telah terdapat tanda-tanda terjadinya shock yang disebut dengan Dengue Shock Syndrome. Penderita mengalami gejala shock, yaitu denyut nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, penderita mengalami kegelisahan, dan pada tubuh penderita mulai tampak kebiru-biruan, terutama disekitar mulut, hidung, dan ujung-ujung jari.
4.                  Dengue Haemoragic Fever (DHF) derajat IV
Memiliki tanda-tanda yang lebih parah dibandingkan dengan DHF derajat I, DHF derajat II, dan DHF derajat III. Pada DHF derajat IV, penderita telah mengalami shock yang disebut dengan Dengue Shock Syndrome. Pada tahap ini penderita kehilangan kesadaran dengan denyut nadi yang tidak dapat teraba dan tekanan darah yang tidak terukur. Pada tahap ini, penderita dalam keadaan kritis dan memerlukan perawatan secara intensif di rumah sakit.

2.3    Sejarah DHF
            Demam Dengue dilaporkan pertamakali di tahun 1789 oleh Benjamin Rush, yang digambarkannya sebagai penyakit dengan nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai demam.  Demam berdarah dikenal pertamakali pada tahun 1950 di negara Philipina dan Thailand. Saat ini penyakit ini banyak menyerang di kawasan ASEAN dan menimbulkan banyak korban jiwa.(WHO. Dengue and Dengue Hemorrhagic fever).
Penyakit tersebut menyebar dengan cepat di seluruh dunia, sekitar 2,5 miliar penduduk dunia mempunyai risiko tinggi terkena demam Dengue. Di tahun 2007, terdapat 890.000 kasus demam Dengue di benua Amerika dan 26.000 diantaranya berkembang menjadi demam berdarah. Sebelum tahun 1970 hanya terdapat 9 negara yang terserang wabah demam berdarah, namun saat ini lebih dari 100 negara di seluruh dunia yang terkena wabah demam berdarah.
Di Indonesia pada tahun 2004 terdapat 80.000 pasien Dengue dan demam berdarah dengan angka kematian 800 orang. (Dengue Fever, from WIKIPEDfA)
Penyebab demam Dengue dan demam berdarah adalah virus dari Famili Flaviviridae, Genus Flavivirus, Spesies Dengue. Penyebaran virus ini adalah melalui nyamuk Aedes aegypti yang banyak terdapat di sekitar kita. Tanpa pengobatan yang baik, angka kematian penderita demam berdarah adalah 20 %. Dengan pengenalan penyakit pada stadium awal dan penanganan yang baik angka kematian bisa ditekan menjadi 1 %.

2.4    Uji Torniquet
Ketika pasien dicurigai terjangkit dengue haemoragic fever (DHF), maka perlu dilakukan uji torniquet digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pendarahan pada kulit. Cara sederhana yang dapat dilakukan untuk mempraktekkan uji ini adalah dengan melakukan pembebatan dengan karet dibagian lengan atas. Pembebatan dibuat secukupnya (tidak kendur, dan tidak pula kencang), dibiarkan secara selama kurang lebih 5 menit, kemudian lepaskan. Setelah itu, amati kulit disekitar lengan bawah terutama disekitar siku dan pergelangan tangan. Hasil uji dikatakan positif, apabila pada pasien muncul bintik-bintik merah mirip bekas gigitan nyamuk, bergelombol, dan kemungkinan besar menunjukan terjadinya pendarahan pada kulit. Tanda ini dapat menambah kecurigaan pasien terjangkit demam berdarah.
Sebagian orang mungkin dapat memperlihatkan hasil yang berbeda pada saat dilakukan uji ini, tergantung pada tekstur kulit, ketipisan kulit, dan suhu kulit. Oleh karna itu, uji turniquet bukanlah satu-satunya pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan DHF. Untuk itu supaya lebih akurat, maka perlu dilakukan pemeriksaan di laboratorium (Dini Siti Anggraeni, 2010).

2.5         Fase Perjalanan Penyakit DHF
Menurut Dini Siti Anggraeni (2010), DHF memiliki 3 fase perjalanan penyakit, yaitu :
a.       Fase Demam
Pada fase ini, diperlukan pengobatan simtomatik atau pengobatan yang dilakukan untuk menghilangkan gejala saja, seperti menurunkan demam atau meningkatkan perbaikan kondisi penderita Dengue Haemoragic Fever (DHF). Selama fase demam, sulit dibedakan. Setelah penderita demam dengue terbebas dari demam selama 24 jam tanpa obat penurun panas, ia akan memasuki fase penyembuhan. Namun pada penderita Dengue Haemoragic Fever (DHF) setelah fase demam selesai, justru akan memasuki fase kritis, dan pada keadaan yang lebih parah penderita akan jatuh pada keadaan shock yang disebut dengan Dengue Shock Syndrome.
Tidak semua penderita DHF akan mengalami shock. Dengan demikian, maka diperlukan tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih parah. Tindakan yang dilakukan pada tahap awal ini penting supaya penderita tidak memasuki kondisi yang lebih buruk. Pada keadaan ini seringkali dokter tidak menyarankan penderita untuk menjalani rawat inap. Penderita memungkinkan untuk dirawat di rumah tetapi memerlukan pengawasan yang lebih ketat. Hal-hal yang harus diperhatikan pada perawatan pasien demam berdarah yang sedang mengalami fase ini adalah suhu tubuh meningkat , rasa mual dan muntah pada penderita, serta terjadinya mimisan, dan pendarahan pada penderita. Pada saat fase demam ini terjadi, pemberian cairan yang memadai sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan pada penderita. Pad fase ini juga diperlukan pemeriksaan laboratorium darah, yang meliputi nilai trombosit dan nilai hematokrit.
b.      Fase Kritis
Ketika fase ini terjadi, penderita tidak memungkinkan untuk dirawat di rumah, tetapi harus dirawat di rumah sakit karena membutuhkan penanganan yang intensif. Fase ini pada umumnya dimulai pada hari ketiga sampai dengan hari kelima sejak diketahui adanya panas atau demam yang pertama kali. Fase kritis ini berlangsung selama kurang lebih 24-48 jam. Fase kritis merupakan fase yang sangat menentukan, karena apabila penderita berhasil melewati fase ini maka ia akan memasuki fase penyembuhan. Tetapi, jika fase kritis ini tidak mampu diatasi (terjadi keterlambatan dalam penanganannya), maka penderita akan mengalami keadaan yang fatal. Pada keadaan ini biasanya penderita mengalami mual-muntah, tidak nafsu makan, dan mengalami pendarahan, oleh karna itu harus dilakukan pemantauan yang lebih intensif.
Pemantauan terhadap keadaan penderita, seperti pemeriksaan suhu tubuh, denyut nadi pernafasa, dan tekanan darah, harus dilakukan secara periodik atau berkala oleh perawat. Selain itu, pemantauan terhadap asupan cairan (melalui mulut ataupun infus) dan pengeluaran cairan (pada saat buang air besar, buang air kecil, serta muntahan penderita), juga harus dicatan oleh perawat. Jika penderita mengalami shock yang disebut dengue shock syndrome, penderita harus segera mendapatkan theraphy oksigen serta infus untuk mengganti kekurangan cairan yang disebabkan oleh kebocoran plasma darah. Adanya kebocoran pembuluh darah ini sangatlah berbahaya karena dapat mengakibatkan gangguan peredaran darah yang berfungsi membawa oksigen dan makanan keseluruh tubuh. Biasanya pada keadaan ini juga terjadi penurunan kadar trombosit yang memungkinkan penderita mengalami pendarahan baik melalui mulut, hidung, maupun pendarahan pada saluran pencernaan. Pada saat kondisi ini terjadi, seringkali penderita memerlukan transfunsi darah sehingga perlu disiapkan donor darah. Apabila pemantauan nilai trombosit dan nilai hematokrit telah menunjukan hasil yang normal atau sudah stabil, maka penderita sudah memasuki fase penyembuhan atau telah berhasil melewati fase kritis
c.       Fase Penyembuhan
Umumnya penderita DHF yang telah berhasil melewati fase kritis akan sembuh tanpa komplikasi waktu kurang lebih 24-48 jam setelah shock. Keadaan ini ditandai dengan kondisi umum penderita yang mulai membaik, nafsu makan yang mulai meningkat, dan tanda-tanda fital yang stabil (suhu tubuh, denyut nadi, pernafasan, dan tekanan darah). Pada fase ini, pemberiaan cairan infus biasanya mulai dihentikan, diganti dengan pemberiaan nutrisi lewat mulut secara optimal. Asupan makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi sangat diperlukan untuk memperbaiki daya tahan tubuh. Bila keadaan penderita terus membaik dan tidak ditemukan adanya komplikasi, penderita biasanya diperbolehkan pulang. Sebelum pulang, biasanya dokter atau perawat menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan penderita.

2.6         Penyebab
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae, dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Penyakit ini tidak ditularkan secara langsung dari manusia ke manusia melainkan melalui perantaraan melalui gigitan nyamuk. Spesies nyamuk yang menjadi vektor perantara penyakit ini utamanya adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus betina.
Nyamuk Aedes aegypti mulanya berasal dari Mesir. Hidup dan berkembang biak pada tempat penampungan air bersih seperti bak mandi, minuman kosong, air tandon, air tempayan atau gentong, kaleng dan ban bekas. Tersebar luas di kota maupun desa kecuali di wilayah yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter dari permukaan laut.
Perkembangan hidup nyamuk Aedes aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit  dan menghisap darah serta memilih darah manusia untuk mematangkan telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak bisa menggigit dan menghisap darah, melainkan hidup dari sari bunga tumbuh-tumbuhan.
Umur nyamuk betina sekitar antara 2 minggu sampai 3 bulan, rata-rata 1 ½  bulan. Kemampuan terbangnya berkisar antara 40-100 m dari tempat perkembangbiakannya. Tempat istirahat yang disukainya adalah benda tergantung seperti gorden, kelambu, baju dikamar yang gelap dan lembab.
Sifat-Sifat Nyamuk Aedes aegypti (Dini Siti Anggraeni, 2010) adalah sebagai berikut :
1.         Antropofilik dan menggigit berulang (multiple biters) yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat dan mempermudah pemindahan virus,
2.         Aktivitas menggigit pagi sampai dengan petang dengan puncak aktivitas 09.00-10.00 dan 16.00-17.00,
3.         Kemampuan terbang nyamuk betina 40-100 meter. Namun karena angin atau terbawa kendaraan, nyamuk ini bisa berpindah lebih jauh,
4.         Kebiasaan istirahat serta menggigit dalam rumah (indoor). Tempat hinggap dalam rumah adalah barang-barang bergantungan seperti baju, gorden, kabel, peci dan lain-lain, dan
5.         Nyamuk ini lebih senang warna gelap daripada terang.

2.7    Penyebaran Kuman
            Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedest aegypthy dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua peptide yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.
Jika orang digigit nyamuk Aedes aegypti maka virus dengue masuk bersama darah yang diisapnya. Di dalam tubuh nyamuk itu, virus dengue akan berkembang biak dengan cara membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk. Sebagian besar virus itu berada dalam kelenjar liur nyamuk. Dalam tempo 1 minggu jumlahnya dapat mencapai puluhan atau bahkan ratusan ribu sehingga siap untuk ditularkan/dipindahkan kepada orang lain, maka setelah alat tusuk nyamuk (proboscis) menemukan kapiler darah, sebelum darah orang itu diisap, terlebih dahulu dikeluarkan air liur dari kelenjar liurnya agar darah yang diisap tidak membeku.
Bersama dengan liur nyamuk inilah, virus dengue dipindahkan kepada orang lain. Tidak semua orang yang digigit nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue itu, akan terserang penyakit demam berdarah. Orang yang mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue, tidak akan terserang penyakit ini, meskipun dalam darahnya terdapat virus itu. Sebaliknya pada orang yang tidak mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue, dia akan sakit demam ringan atau bahkan sakit berat, yaitu demam tinggi disertai perdarahan bahkan syok, tergantung dari tingkat kekebalan tubuh yang dimilikinya.
Terjadinya trombositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya factor koagolasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya pendarahan hebat, terutama pendarahan saluran gastrointestinal pada Dengue Haemoragic Fever (DHF).
Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut. (Dini Siti Anggraeni, 2010)


2.8    Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportif. Sang pasien disarankan untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum ekstrak daun jambu biji. Merujuk hasil kerja sama penelitian Fakultas Kedokteran Unair dan BPOM, ekstrak daun jambu biji bisa menghambat pertumbuhan virus dengue. Bahan itu juga meningkatkan trombosit tanpa efek samping. Masyarakat mesti memperhatikan informasi penting ini. Berdasarkan hasil kerja sama dalam uji pre klinis Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dilansir di Jakarta, Rabu (10/3) siang, ekstrak daun jambu biji dipastikan bisa menghambat pertumbuhan virus dengue penyebab demam berdarah dengue (DBD). Bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu milimeter per kubik tanpa efek samping. Peningkatan tersebut diperkirakan dapat tercapai dalam tempo delapan hingga 48 jam setelah ekstrak daun jambu biji dikonsumsi.
Pada prinsipnya karena ini adalah penyakit karena infeksi virus maka belum ada obat  spesifik untuk mengatasinya. Perawatan yang diberikan hanya berupa penanganan secara simtomatik saja berupa perbaikan keadaan umum penderitanya dan menjaga jangan sampai dehidrasi (kekurangan cairan). Perawatannya bisa dilakukan di rumah apabila penderita masih bisa makan dan minum sendiri dan tidak ada mual atau muntah yang berat (DHF Derajat I-II). Perawatan dapat dilakukan dengan memberikan kompres hangat, obat turun panas, pereda nyeri dan antimuntah bila perlu. Apabila kondisi penderita tidak membaik atau apabila ada tanda-tanda shock (DHF Derajat III-IV) segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
DHF umumnya akan mengalami penyembuhan setelah 7-8 hari, jika tidak ada infeksi sekunder dan dasar pertahanan tubuh penderitanya memang baik. Tanda penyembuhan antara lain meliputi demam yang turun perlahan, nafsu makan dan minum yang membaik, lemas yang berkurang dan tubuh terasa segar kembali (Sir, Patrik Manon, 2001).

2.9     Komplikasi
Demam berdarah (bukan demam Dengue) sering menimbulkan komplikasi. Perdarahan adalah yang paling sering terjadi, bisa berupa perdarahan hidung, gusi, berak darah, muntah darah, atau pada wanita yang sedang Haid terjadi perdarahan yang lebih banyak dari biasanya. Syok yang ditandai dengan penurunan tekanan darah adalah kondisi yang berat dari demam berdarah dan dapat menimbulkan kematian apabila sulit diatasi.
Syok ini bisa menimbulkan komplikasi lebih lanjut seperti gagal ginjal yang kadangkala memerlukan penanganan dengan cuci darah. Penyebab dari syok adalah kurangnya cairan yang ada di dalam pembuluh darah, karena perdarahan atau kebocoran dari cairan plasma darah.
Daftar komplikasi yang telah disebutkan dalam berbagai sumber untuk demam berdarah meliputi:
·         Fatigue Kelelahan
·         Tiredness Kelelahan
·         Hemorrhagic Demam berdarah - ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius:
o   Shock Syok
Komplikasi dan gejala sisa dari demam berdarah dari Database Penyakit meliputi:
·         Purpura
·         Limfadenopati
·         Trombositopenia
·         Makulopapular ruam
·         Viral demam berdarah
·         Pireksia
·         Hematuria
·         Hepatocellular jaundice
·         Koagulopati
·         Neutropenia
·         Splenomegali
·         Hemoptisis
·         Zoonosis
2.10  Pencegahan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah. Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal-hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti (Christantie Efendy, 2000).
Menurut Christantie Efendy, 2000 hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
1.                  Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup,
2.                  Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang,
3.                  Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk, dan
4.                  Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi.

2.11     Kebijakan Pemerintah
            Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:
a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD,
b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat (Depkes, 2004),
c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD,
d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik (jumantik),
e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur),
f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah, yang terdiri dari unsur-unsur: Ikatan Dokter Anak Indonesia-Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia-Asosiasi Rumah Sakit Daerah,
g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit,
h. Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, saran dan bantuan teknis, dan
i. Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus dengue



















BAB  III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Keperawatan

3.1 Pengkajian
   1. Pengumpulan Data
         a.   Identitas
               1.) Identitas Klien
                        Nama                                       : Tn. T
                        Umur                                       : 31 tahun
                        Jenis Kelamin                          : Laki-Laki
                        Tanggal Lahir                          : 19 Mei 1979
                        Tanggal Masuk                        : 12 November 2010
                        Tanggal Pengkajian                 : 13 November 2010
                        Agama                                     : Islam
                        Statu Perkawinan                    : Sudah Menikah
                        Nomor Medrec                        : 070062
                        Alamat                                     : Jln. Pasir Impun Rt 03/01 kel/desa Pasir Impun Kec. Mandalajati
                        Dx. Medis                               : DHF

               2.) Identitas Penanggung Jawab
                        Nama                                       : Yn. P
                        Umur                                       : 30 Tahun
                        Pekerjaan                                 : Swasta
                        Agama                                     : Islam
                        Hubungan dengan Klien         : Istri
            Alamat                                     : Jln. Pasir Impun Rt 03/01 kel/desa Pasir Impun Kec. Mandalajati
         b. Keperawatan/Kesehatan Riwayat:
1.) Keluhan Utama
Klien mengeluh panas badan

2.) Riwayat Kesehatan Sekarang (RKS)
Klien mengeluh panas badan 4 hari ini secara terus-menerus disertai dengan mual, muntah, pusing, batuk berdahak, pilek, nyeri pada bagian ulu hati, dan sudah 3 hari ini belum BAB.

       3.) Riwayat Kesehatan Dahulu (RKD)
            Menurut penuturan klien, klien belum pernah menderita penyakit seperti saat ini, klien juga belum pernah dirawat di rumah sakit.

                   4.) Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)
            Menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang menderita seperti klien saat ini, menurut penuturan klien dalam anggota keluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti: DM, asma, dan lain lain. Dan menurut penuturan klien juga didalam anggota keluarjganya tidak mempunyai penyakit menular seperti: TBC, Hepatitis, AIDS dan lain lain.

         c.   Pemeriksaan Head to toe
                   1.) Penampilan atau Kesan Umum
Kesadaran compos mentis, badan lemah, lemas, pucat, dan warna kulit muka kemerah-merahan.

                   2.) Tanda Tanda Vital (TTV)
Tekanan Darah : 100/80 mmhgNadi : 101x /menit, Respirasi : 20x /menit dan Suhu : 40,1oC
                   3.) Kepala dan Wajah
a.    Bagian kepala tidak ada lesi, tidak ada benjolan, warna kulit kepala kecoklatan, penyebaran rambut merata, rambut mudah dicabut,tidak ada ketombe
b.   Wajah
Tidak ada acne, pergerakan wajah normal, warna kulit wajah kemerah-merahan, kedua pipi simetris
a)    Mata
Ketajaman normal, konjung tiva berwarna merah muda, pergerakan pupil simetris, kedua bola mata simetris, lapang pandang normal, sclera berwarna putih, tidak ada udim pada kelopak mata, dan tidak ada pendarahan pada konjung tiva
b)   Telinga
Pendengaran jelas, daun telinga simetris, dan tidak ada cerumen
c)    Hidung
Dapat membedakan bau, tidak epitaksis, pilek, dan lubang hidung simetris.
d)   Mulut
Berbicara normal, dapat menelan dan menggigit secara normal, bibir kering, tidak ada lesi pada bibir, dan tidak ada pendarahan pada gusi.

4.) Leher
Pergerakannya bebas, tidak ada lesi, dan tidak ada pembesaran getah bening.

5.) Dada
Mamae simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran pada organ hepar
           

6.) Paru Paru
Pola pernafasan normal, bunyi pernafasan normal dan sebanyak 20x/menit, dan tidak ada efusi pleura.

7.) Jantung
Bunyi teratur, S1 = lup, S2=dup

8.) Abdomen
Bentuk datar, suara bising usus 12x/menit, tidak ada lesi, bila ditekan pada bagian perut sakit (epigastrium sakit tekan)

9.) Ginjal
Pengeluaran urine normal, tidak ada lesi, dan tidak terdapat haematuri

10.) Genetalia
Tidak ada peradangan pada genetalia, tidak memiliki penyakit GO

11.) Rektum
Pigmentasi normal, dan tidak terdapat heemoroid

12.) Ekskremitas
a.      Ekskremitas Atas
Kedua tangan simetris, tidak ada pembengkakan, terpasang infus disebelah kiri, dan ketika dilakukan uji torniquet menunjukan positif atau terdapat petechia                           
                                       3        4                      Tangan kiri klien dapat mengangkat tetapi tidak dapat menahan dorongan, sedangkan tangan kanan klien dapat mengangkat dan menahan dorongan tetapi lemah

b.       Ekskremitas Bawah
Kedua kaki simetris, pergerakannya secara bebas, tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi, dan terdapat petechia
   4       4                       Kedua kaki klien dapat mengangkat dan menahan dorongan tetapi lemah

     13.) Bagian Punggung
Warna kulit punggung agak kecoklatan, dan tidak ada lesi

d. Aktifitas Sehari-hari
No.
Jenis Aktifitas
Di Rumah
Di RSU
1.
Nutrisi
1. Makan
a. Jenis Makanan

b. Frekuensi
c. Porsi
d. Kesulitan

2. Minum
a. Jenis Minuman

b. Frekuensi
c. Kesulitan


Nasi, lauk pauk, kue kering, buah-buahan
2-3 x/hari
1 porsi habis
-


Air putih, susu, minuman biasa
8gelas /hari
-


Bubur nasi, lauk pauk, sayur, buah-buahan
3 x/hari
1 porsi tidak habis
Klien mengeluh mual dan tidak nafsu makan

Air putih, susu

4-5 gelas/hari
Klien mengeluh mual
2.
Eliminasi
1. BAB
a. Frekuensi
b. Konsistensi
c. Kesulitan

2. BAK
a. Frekuensi
b. Warna
c. Kesulitan


1-2 x/hari
Padat
-


Sering
Kuning
-


Belum BAB
-
-


5-7 x/hari
Kuning
-
3.
Istirahat Tidur
1. Siang
a. Waktu
b. Kesulitan

2. Malam
a. Waktu

b. Kesulitan


-
-


21.00 WIB-05.00 WIB

-


11.00 WIB-12.00 WIB
-


22.30 WIB-05.00 WIB suka terbangun 2-3 kali
Klien mengeluh suah tidur
4.
Personal Hygine
1. Mandi
a. Frekuensi

2. Cuci Rambut
a. Frekuensi

3. Gosok Gigi
a Frekuensi

4. Gunting Kuku
a. Frekuensi


2x/hari


1x/hari


2x/hari


1x/minggu


1x/hari diseka


Belum cuci rambut


Belum gosok gigi


Belum gunting kuku

     
         e. Data Psikologis/Konsep Diri                       
1)                 Gambaran Diri
Klien nampak lemas
2)                 Identitas Diri
         Klien berjenis kelamin laki-laki, klien merupakan suami dari Ny. P
3)                 Peran
               Dalam keluarganya klien berperan sebagai suami, dan klien mampu melaksanakan perannya didalam keluarganya.
4)                 Ideal Diri
Keinginan klien untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit sangat tinggi
5)                 Harga Diri
         Klien sangat berharga karena sering diperhatikan oleh semua anggota keluarganya dan tim medis

   f. Data Spiritual
Klien besragama islam. Meskipun dalam keadaan seperti saat ini, tetapi klien tetap melakukan ibadah dengan keadaan tidur atau berbaring.

   g. Data Sosial
                  Klien mudah diajak komunikasi dengan tim medis dan lingkungan sekitarnya.
         h. Data Penunjang
1.) Hasil Laboratorium
No.
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Normal
1.
2.
3.
4.
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit/PCV
Trombosit
14,8 gr L/dl
3.400/mm3
45%
103.000/mm3
12-18 gr L/dl
4.000-10.000/mm3
37%-48%
150.000-400.000/mm3

                  2.) Therapy
a.   Infus RL 2.500cc/24 jam
b.   Cefotaxim 3x1gr iv
c.   Sanmol 3x500 mg
d.   Ibuprofen 3x400 mg
 e.   Ozn 2x1 tablet
 f.    Magtrai 3x1 tablet ac

3.2 Analisa Data

No.
Data
Kemungkinan Penyebab
Masalah
1.
Ds : Klien mengeluh panas badan
Do :
1.      Suhu 40,1oC
2.      Nadi 101x /menit
3.      Respirasi 20x /menit
4.      Klien terlihat gelisah
5.      Klien terlihat lemah
6.      Bibir kering
Masuknya virus dengue kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti

Virus berkembang didalam tubuh

Suhu tubuh meningkat
Ggn. Keseimbangan suhu tubuh
2.
Ds : Klien mengeluh tidak nafsu makan
Do :
1.      Klien terlihat lesu dan lemah
2.      Porsi makan tidak habis
3.      Muntah
Respon peningkatan Suhu tubuh

Merangsang medullan vomatting center

Mual dan muntah

Nafu makan berkurang
Ggn. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
3.
Ds : Klien mengeluh tidak bias tidur
Do :
1.      Klien terlihat lesu
2.      Wajah terlihat pucat
3.       Pengunjung atau keluarga klien lain mengobrol sampai tengah malam
Pengunjung atau keluarga klien lain mengobrol sampai tengah malam

Istirahat klien terganggu


Klien tidak dapat tidur
Ggn. Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur



3.3 Diagnosa Keperawatan
1)      Ggn. Keseimbangan suhu tubuh b/d  panas badan
2)      Ggn. Pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d  tidak nafsu makan disertai dengan mual dan muntah
3)      Ggn. Pemenuhan kebutuhan istirahat tidur b/d tidak bisa tidur karena ruangan ribut tiap malam